Battlefield 6 Season 1 Phase 1 datang dengan banyak janji: peta baru Blackwell Field, mode Strikepoint, paket RedSec (Battle Royale + Gauntlet), Battle Pass, tiga senjata anyar (SOR-300SC, GGH-22, Mini Scout), dan Traverser Mark 2. Di atas kertas semuanya terdengar padat. Di medan, rasanya justru menyusut. Aku tetap bermain seperti biasa—bukan karena update ini membuatku makin betah, tetapi karena fondasi BF6 sudah kuat sejak awal. “Rogue Ops” bukannya menambah bensin, malah seperti menekan pedal rem di beberapa titik.
Review Battlefield 6 Season 1 Fase 1 Versi Narasi
Review ini juga tersedia dalam bentuk video narasi yang saya bacakan. Di video tersebut, kamu bisa menonton versi singkat dari ulasan ini. Silakan klik di sini untuk menuju channel gaming saya, atau langsung tonton melalui pemutar di bawah.
Gameplay Series Battlefield
Blackwell Field: Hamparan yang Membuat Nafas Infanteri Pendek
Blackwell Field adalah contoh betapa desain peta bisa menghidupkan atau meredupkan “rasa” Battlefield. Di Conquest, peta ini sering berubah menjadi zona sniper: sightline terlalu panjang, kontur bisa dibilang cukup rata, jarak peta pendek, dan ada titik-titik di mana sniper bisa menembak dari base sendiri ke base lawan. Untuk udara, peta ini seolah tidak memperhitungkan heli/jet—hamparan terbuka membuatmu mudah terkunci tanpa ruang berlindung, bahkan dekat base. Paling masuk akal, peta ini menuntut lebih banyak kendaraan darat dan struktur perlindungan ketimbang parade udara.
Dari sisi visibility, pantulan cahaya dan silau membuat musuh kadang sulit terlihat. Aku pribadi masih menganggapnya sebagai “tantangan medan perang”, tapi jika digabung dengan sightline super panjang, pengalaman infanteri menjadi melelahkan. Seimbangkah? Di Conquest, masih bisa; di Rush dan Breakthrough, penyerang cenderung diuntungkan karena lebih mudah mengambil posisi tembak dominan.
Strikepoint: Rapi, Seru, tapi Mengikis Identitas
Strikepoint mendorong skuad vs skuad yang cepat, padat, dan taktis. Aturan menang-kalah jelas, respawn dan penguasaan titik terasa familiar untuk pemain R6/CS, hanya saja movement di sini lebih variatif dan destruksi bangunan memberi lapisan taktik tambahan. Masalahnya sederhana: ini seru, tapi tidak terasa “Battlefield”. Ia adalah mode kompetitif yang rapi, namun mengikis skala dan kekacauan perang besar yang menjadi ciri seri ini, tapi positif-nya ini membuat jenis mode game lebih bervariasi bila seseorang tidak suka mode game yang terlalu chaos dan lebih utamakan competitif.
RedSec: Battle Royale & Gauntlet—Bumbu yang Benar, Bukan Hidangan Utama
Battle Royale
Keunikan BR versi BF6 muncul dari destruksi, kendaraan, dan bantuan eksternal (artileri/jet/UAV) yang memengaruhi keputusan makro: kapan dorong, kapan tahan, dari mana masuk. Ada misi acak untuk reward tambahan. Banyak yang mengeluhkan TTK; buatku terasa biasa saja. Segar? Tidak juga, karna battle royale adalah mode game yang sudah cukup basi dalam 10 tahun terakhir, karna sudah banyak game serupa yang hadir, hanya cara mainnya aja yang sedikit berbeda, contoh kecil di battle royale battlefield 6, bisa hancurkan bangunan. Tapi jika di jadikan alasan utama membeli Battlefield 6 walau mode ini gratis? Tidak.
Gauntlet
Inilah sorotan terbaik Season 1 menurutku. Format turnamen antarskuad dengan eliminasi bertahap dan misi yang berubah tiap ronde membuat tensi naik turun dengan elegan. Kompetitif, tetapi masih terasa “bernapas”—ini bumbu yang tepat untuk menu sampingan bernama RedSec.
Kesimpulan RedSec: menyegarkan, tetapi tetap mode sampingan. Ia menambah variasi, bukan menggantikan panggung utama.
Senjata Baru: Pelengkap yang Tidak Menggeser Meta
- SOR-300SC (carbine): recoil halus, nyaman jarak dekat-menengah, tidak sampai menaikkan meta.
- GGH-22 (pistol): murni alat darurat, sesuai perannya.
- Mini Scout (sniper): enak untuk quick pick jarak dekat, dan menengah, bukan kewajiban.
Ketiganya memperluas rak senjata, bukan mengubah peta kekuatan.
Traverser Mark 2: Tank Roda Empat yang Serius
Traverser Mark 2 adalah kendaraan baja lincah dan tahan banting—sekitar tiga kali terkena RPG baru benar-benar hancur. Kontrolnya mudah dipelajari, karna ini hanya mobil lapis baja, dan fungsinya jelas: membuka jalan menuju inti benteng lawan. Di tangan skuad kompak, ini bisa terasa “toxic” bagi tim yang belum siap anti-vehicle, tetapi ekosistem counter-nya masih serupa dengan lainnya.
Battle Pass, Tantangan, dan XP: Nilai Ada, Napas Panjang
Battle Pass terasa bernilai. Grind-nya memang keras, tetapi ada satu kebijakan yang kusuka: skin senjata dari BP otomatis membuka loadout senjata itu (attachment mengikuti skin), sehingga pemain yang enggan menggrind level senjata tetap bisa langsung pakai. Ini bisa terlihat seperti P2W bagi sebagian orang; bagiku tidak—lebih tepat disebut jalan pintas QoL bagi pembeli BP.
Weekly/Challenges mendorong variasi, bukan sekadar tugas mekanis. Namun XP (akun/senjata/class) masih irit—desain grind sengaja dipertahankan, membuat progres terasa panjang tapi adil di ranah kompetitif.
Audio, Visual, Performa: Tajam, Indah, Tapi BR Berat
Audio tetap tajam; readability dan positional cue jelas, termasuk di RedSec. Visual? Sudah kubahas: Blackwell Field melelahkan karena terbuka dan silau. Di RedSec, readability/visibility justru bagus.
Untuk performa, ada kabar bagus sekaligus catatan besar. Beban CPU terasa berkurang—bahkan saat merekam/live streaming. Namun Battle Royale terasa jauh lebih berat dibanding mode MP lain di setelan overkill/rata kanan; perbedaan performanya terasa sekali. Di sisi lain, mode MP non-BR masih berjalan mulus seperti biasa di setelan tinggi.

Bug, Netcode, dan Hal-Hal yang Mulai Beres
Di Battle Royale, aku sempat mengalami match macet ketika semua skuad mati—layar stuck tanpa menu menang/kalah/respawn. Lalu model karakter/visual kadang tidak muncul saat memilih loadout di tengah match.
Kabarnya paling melegakan: masalah netcode/hit registration kini sudah berkurang signifikan. Di awal Season 1, isu ini masih terasa—tembakan sudah masuk, musuh tidak tumbang—namun sampai hari ini, problem tersebut jauh mengecil. Bug “tembok tak terlihat” juga sudah hilang menurut pengalamanku, sementara anomali “loncat beberapa sentimeter” kadang masih ada.
Monetisasi dan Janji Kompensasi
Harga Battle Pass menurutku pantas, meski aku memakai Phantom Edition sehingga tidak merasakan langsung “tarikan” dompet di fase ini. Ada satu hal yang mengganggu: EA menyatakan akan memberi kompensasi untuk pemain yang terdampak masalah tidak bisa main di awal rilis. Aku termasuk yang terdampak, namun sampai artikel/video ini dibuat, aku belum menerimanya. Untuk sebagian pemain, ini jelas memengaruhi persepsi.
Dampak ke Mode Klasik: Lampu Sorot yang Tidak Merata
Dengan sorotan besar ke RedSec, mode klasik seperti Breakthrough, Rush, dan Conquest terasa di anak tirikan. Strikepoint yang rapi malah menambah rasa kompetitif yang “asing” buat Battlefield, sementara Blackwell Field membuat infanteri sering kehabisan oksigen. Inilah alasan mengapa update sebesar ini, kurasa, justru membuat rasa Battlefield mengecil, bukan membesar.
Rekomendasi Singkat: Untuk Siapa “Rogue Ops”?
Season 1 Phase 1 lebih cocok untuk pemain yang menikmati survival/kompetitif—Gauntlet dan Battle Royale adalah bintangnya. Jika kamu datang mencari Battlefield klasik—dorong garis, taktik kendaraan sebagai bumbu, perang besar multi-jalur—fase ini tidak memuaskan.
Tiga Perbaikan yang Paling Mendesak
- Hit Registration/Netcode—sudah membaik secara signifikan, tetapi tetap perlu dipantau dan dipoles agar konsisten di semua mode, dan senjata.
- Blackwell Field—pendekkan beberapa sightline, tambah cover vertikal, pertimbangkan pembatasan kendaraan udara pada rotasi tertentu.
- Kebijakan Attachment per Peta—batasi scope >6x di peta super terbuka untuk mencegah camping tanpa counterplay sehat.
Kesimpulan
Battlelfield 6 Season 1 Phase 1 “Rogue Ops” adalah paket yang komplit di poster, namun rasanya tidak memanjangkan nafas Battlefield. Gauntlet menyenangkan, BR segar, Traverser Mark 2 berfungsi, dan performa CPU membaik. Tetapi Blackwell Field melelahkan untuk infanteri, Strikepoint terasa asing bagi identitas seri, dan lampu sorot RedSec membuat mode klasik seperti Breakthrough/Rush/Conquest kehilangan panggung. Ditambah BR yang berat performanya, janji kompensasi yang belum kuterima, serta jejak bug yang baru sebagian hilang, wajar bila aku menyebut “Rogue Ops” ini mengecewakan.
*Seluruh penilaian di bawah—termasuk hasil—hanya merujuk pada konten yang ada dan yang diperbaiki pada Season 1 Fase 1; konten dari season sebelumnya tidak dihitung.
Jika kamu haus kompetisi skuad dan suka eksperimen mode, silakan cicipi RedSec—terutama Gauntlet. Kalau kamu merindukan Battlefield klasik dengan perang besar yang berantakan namun terkontrol, tunggu fase berikutnya—atau berharap perombakan peta dan prioritas desain yang lebih memihak jantung seri ini.





