Battlefield 6

Review Battlefield 6 – Multiplayer Epik, Campaign Setengah Hati

Multiplayer berhasil mengembalikan kekacauan khas Battlefield, sementara campaign terasa cuma jadi bonus.

21 Tampilan
10 Min Baca
Battlefield 6
8.3 Multiplayer kuat, campaign mengecewakan.
Review Overview

Battlefield 6 akhirnya datang dengan janji mengembalikan “rasa Battlefield” ke jalur yang tepat. Aku sudah main 67 jam total (sekitar 62 jam di multiplayer dan 5,17 jam untuk campaign di Recruit). Di artikel ini, aku pisahkan pembahasan Multiplayer dan Campaign dalam satu ulasan, supaya jelas: MP-nya kuat dan bikin nagih, sementara SP-nya… ya, setengah hati.

Catatan: Review pertama ini akan menjadi nilai asli untuk battlefield 6. Karna Review Season 0 ini termasuk membahas mode Campaign juga. Jadi untuk Season 1 dan berikutnya, campaign tidak termasuk review jadi cara penilaian mungkin juga akan berubah.


Review Battlefield 6 Versi Narasi

Review ini juga tersedia dalam bentuk video narasi yang saya bacakan. Di video tersebut, kamu bisa menonton versi singkat dari ulasan ini. Silakan klik di sini untuk menuju channel gaming saya, atau langsung tonton melalui pemutar di bawah.

Battlefield 6 Review: Chaos Kembali, Cerita Keteteran

Gameplay Series Battlefield

Playlist: Battlefield Series

Campaign Battlefield 6 – NO HUD

Nato Akhirnya Tumbang? - Battlefield 6 Story Part 1 - Always Faithful

Multiplayer Battlefield 6

Main Game Chaos Lagi - Live Streaming Battlefield 6 Multiplayer

Multiplayer (Season 0): Cepat, Intens, dan (akhirnya) Kendaraan Lebih Waras

Mode Favorit & Pacing: Breakthrough vs Escalation

  • Breakthrough: mode ini memaksa pertarungan face to face. Rasanya rusuh, intens, dan sangat mendorong momen dramatis di titik objektif.
  • Escalation: mirip Conquest, tapi eskalasi pertempuran terasa progresif. Di awal hanya ada kendaraan ringan; di tengah–akhir, jet/heli/tank mulai masuk, bendera makin sedikit, dan pertarungan terpusat—tempo naik dari ringan ke sangat intens.

Secara umum di Season 0, hampir semua mode terasa cepat dan intens. Jeda taktis ada, tapi kasus khusus—biasanya di Conquest dengan peta sangat luas seperti Operation Firestorm.

Gunplay & Movement: Semi-Realistis, dengan Gerak yang Mantap

Gunplay terasa agak berbeda dari seri sebelumnya. Pada jarak tertentu (beda tiap senjata), damage per hit kadang seolah tidak terasa—kamu sudah mendaratkan banyak peluru, tapi musuh belum tumbang. Saat ADS dan menahan tembakan, sebagian peluru bisa melenceng dari titik tengah. Setelah kucari tahu, ini diadopsi dari fenomena nyata yang sengaja dimasukkan untuk memberi nuansa semi-realistis—meski arcade feel tetap ada.

Untuk movement, aku justru lebih suka dibanding seri sebelumnya. Highlight-nya: kini bisa menarik tubuh rekan untuk di-revive dari area terbuka—fitur kecil yang dampaknya besar dalam tempo dan penyelamatan.

TTK & Keseimbangan Senjata

TTK (Time to Kill) menurutku pas—tidak terlalu cepat, tidak terlalu lama. Di Season 0, keseimbangan senjata terasa sehat. Catatan: senjata yang levelnya sudah maksimal berpotensi jadi meta jika attachment-nya tepat. Tapi pada akhirnya tetap balik ke skill pemain.

Kendaraan: Dari “Ngamuk” Jadi Variabel Taktis

Ini bagian penting: peran kendaraan kini lebih fair. Di seri sebelumnya, kendaraan terbang (heli/jet) atau tank sering terasa overpower. Di BF6, kendaraan bukan raja yang tak tersentuh—mereka lebih ke variabel taktis: mengalihkan fokus, menciptakan suppression, dan mengganggu garis musuh.
Bukan berarti jelek atau impoten; lebih tepatnya, dikembalikan ke porsinya. Manuver dipersulit, “sniper tank” dikurangi, dan pilot/driver dituntut berpikir—bukan asal terbang atau maju.

Peta: Mana yang Kuat, Mana yang Kurang Pada Season 0

Suka:

  • Liberation Peak — Paling favorit. Cocok untuk semua kendaraan. Tank tak bisa asal tancap gas karena jalurnya sempit dan rentan diserang dari banyak sudut; pesawat/heli sulit membunuh, tapi bisa bermanuver di kontur pegunungan.
  • Siege of Cairo, Iberian Offensive, Saints QuarterPertempuran kota rapat, infanteri intens, dan momen “ketemu tank dari mulut gang” bikin deg-degan.

Kurang:

  • Empire State — Mirip tiga kota di atas, tapi flow-nya kurang enak.
  • Manhattan Bridge — Gang lebih sedikit, banyak gedung bisa dinaiki, jadi pertempuran mencar.
  • Operation Firestorm (remake BF3) — Nostalgia oke, tapi skala vs 64 pemain terasa kurang pas.
  • New Sobek CitySniper heaven; ada gedung tinggi tidak bisa dihancurkan, sniper aman dari roket; heli sulit karena desain terlalu terbuka.
  • Mirak ValleyTerlalu terbuka dan luas. Infanteri sering terkunci di dua gedung belum jadi di tengah; pinggiran diisi perang tank/udara atau infanteri yang coba menghancurkan kendaraan.

Objective Play vs Padang Pembantaian

Problem klasik: banyak pemain lebih cari kill daripada main objektif. Akibatnya, di mode seperti Breakthrough, Rush, dan Escalation, kekalahan sering datang bukan karena musuh lebih jago, tapi karena tim sendiri lupa tujuan.

Progression & Unlock: Tiga Jalur, Rasa Grindy

BF6 punya tiga level: akun/rank, senjata, dan kelas. XP yang didapat terasa kecil—bahkan 50 kill bisa terasa kenaikannya sedikit. Dari sisi keseimbangan, ini ada bagusnya: mencegah satu tim unggul senjata hanya karena level. Efek sampingnya, grind terasa—tapi game jadi mendorong variasi dan adu skill lebih murni.

Netcode, Stabilitas, Populasi, & Cheater

  • Netcode/hit-reg: Masalah cukup parah, berakhir bisa sangat menyebalkan dan bikin emosi.
  • Stabilitas: sesekali disconnect, dan imbangan tim kadang aneh.
  • Populasi: data aktif bisa tembus ratusan ribu, tapi matchmaking aneh—dari Indonesia, malam/pagi kadang sepi dan akhirnya ketemu bot.
  • Cheater: sulit dideteksi di chaos BF, tapi pengumuman resmi menyebut puluhan ribu pelaku—artinya memang ada, walau di medan BF mereka bisa mati juga oleh kendaraan/ledakan.

Audio MP: Informasi Tajam

Audio medan pertempuran menurutku sangat bagus. Arah langkah, tembakan, dan kendaraan terasa informatif, menambah sensasi “di tengah perang sungguhan”.

Campaign: Variatif di Atas Kertas, Hambar di Eksekusi

Pacing & Misi yang “Nempel”

Pacing campaign naik-turun. Ada momen yang seru banget:

  • “Always Faithful” — bagian penyerbuan musuh ke markas, paling membekas.
  • “The Rock”pembuka terjun payung yang wow… di awal saja.
    Night Raid dan No Sleep sebenarnya bagus, namun tidak meninggalkan kesan dalam untukku.

Cerita & Karakter: Sulit Peduli

Penulisan dan karakter terasa lemah. Alasan perang dan target musuh (komandan) kurang jelas, bahkan cenderung dipaksakan. Sampai tamat, aku tidak terlalu peduli pada Dagger. Untuk franchise sebesar ini, sayang sekali.

Desain Misi & AI

Pendekatan misi linear, kecuali “Operation Ember Strike” di awal yang terasa mini sandbox—setelah bagian utama lewat, kembali linear.
AI musuh condong ke bodoh (sering diam), sementara AI kawan memang lebih membantu daripada seri sebelumnya—AI-nya memang membunuh musuh, meski lambat.
Di atas kertas, ragam misi cukup lengkap—serbu, stealth, lari, bertahan—tapi eksekusinya tidak selalu menciptakan momen berkesan.

Audio, Musik, & Durasi

Audio/musik campaign bagus namun tidak memorable, tapi diluar campaign selalu ke ingat musik khas battlefield sejak battlefield 3. Durasi tamatku 5,17 jam di Recruit, fokus menikmati cerita. Sayangnya, cerita tidak menggigit.

Visual, Performa, & Bug: Spektakel Hebat dengan Catatan

Visual & Destruksi

Secara visual, game ini keren banget. Ledakan dan destruksi terasa wah, dan di multiplayer nyaris selalu ada momen sinematik yang membuat layar seperti film perang.
Namun, ada anomali: misi campaign “Nile Guard” (pakai tank) terasa sangat jelek dan aneh—baik visual maupun pertempurannya—jauh di bawah standar misi tank Battlefield 3 yang rilisan 10 tahun lebih yang lalu.

Performa & Pengaturan Nyaman

Performa lancar di 1080p hingga 1440p pada setelan tinggi (“Preset Overkill”) di speksifikasi aku yang gunakan R7 5800X3D dan 5070Ti. Tapi supaya nyaman, bayangan/shadow sebaiknya Low, apalagi kalau streaming. Jadi game ini lebih bisa dikatakan memerlukan spesifikasi prosesor yang tinggi.
UI/HUD jelas dan QoL pada umumnya baik—aku tidak kebingungan mengatur loadout/kontrol.

Bug & Glitch

Ada beberapa bug minor tapi cukup sering:

  • Naik drone yang dipukul palu untuk mencapai ketinggian dan menembak dari atas (eksploit klasik rasa “BF logic”).
  • Seperti ada tembok tak terlihat di beberapa sudut.
  • Karakter meloncat tinggi sendiri sesekali.
    Tidak mematikan, tapi terasa.

Harga, Nilai, & Rekomendasi

Harga saat kutulis review ini:

  • Rp 800.000Edisi Standar
  • Rp 1.140.000Edisi Phantom
    (Konsol lebih mahal.)

Menurutku, harga ini pantas mengingat kualitas multiplayer dan presentasi visual. Campaign memang mengecewakan, tapi kurasa posisinya “nilai ekstra” saja. Jika ada diskon 10–20% dalam waktu dekat ini setidaknya sampai 1 tahun setelah rilis, boleh ambil, karena kamu masih ikut hype awal.

Rekomendasi akhir:

  • Multiplayer: sangat direkomendasikan—cocok untuk penggemar FPS, pecinta sinematik perang, pengguna kendaraan yang ingin role fair, dan pemburu chaos objektif.
  • Campaign: tidak direkomendasikancerita lemah, beberapa misi aneh (terutama misi tank), dan kurang set piece ikonik (bahkan tidak ada misi jet). Anggap bonus saja.

Kesimpulan

Battlefield 6 mengembalikan roh utama seri ini ke medan tempur multiplayer: mode intens (Breakthrough/Escalation), kendaraan lebih fair, audio yang menggigit, dan desain peta kota yang menghadirkan chaos rapat. Gunplay mencoba semi-realistis tanpa membuang rasa arcade, sementara progression sengaja grindy untuk menjaga keseimbangan—suka atau tidak, itu pilihan desain.

Di sisi lain, campaign terasa naik-turunbeberapa momen oke, namun penulisan dan karakter tidak membuatku peduli. Visual memang kencang, tetapi anomali kualitas seperti “Nile Guard” membuatku garuk-garuk kepala.

Kalau kamu datang untuk MP: wajib coba. Kalau kamu berharap SP kelas blockbuster: jangan terlalu berharap. Secara keseluruhan, ini layak dibeli, dan makin menarik jika kamu menemukan diskon 10–20% dalam waktu dekat.

Battlefield 6
Review Overview
Multiplayer kuat, campaign mengecewakan. 8.3
Gameplay Multiplayer 8
Gameplay Campaign 5
Audio 10
Musik 10
Visual 10
Performa 7
Bagikan Artikel Ini
Tidak ada komentar