Battlefield 6

Review Battlefield 6 Open Beta: Chaos Modern yang Bikin Optimis?

Open beta penuh ledakan, map destruktif, dan rasa Battlefield yang akhirnya balik lagi.

18 Tampilan
14 Min Baca
Battlefield 6
8 Chaos Battlefield klasik dengan rasa baru
Review Overview

Akhirnya Battlefield 6 rilis, dan ini adalah review yang aku susun berdasarkan pengalaman bermain di Open Beta-nya. Selama Week 1 dan Week 2, aku menjajal semua mode—mulai dari Conquest, Breakthrough, Domination, King of the Hill, Close Quarters, hingga Rush—mencoba map baru Empire State, dan menikmati kembali chaos yang terasa sangat “Battlefield banget”.Di minggu kedua, visual terasa lebih tajam berkat opsi upscaling terbaru, meski sejumlah glitch khas versi beta masih sesekali muncul. Dalam review ini, aku akan membahas feel gunplay, keseimbangan kendaraan, kualitas audio yang kembali ikonik, performa di PC, serta seberapa optimistis aku menyambut perilisan penuhnya nanti.

Review Battlefield 6 Open Beta Versi Narasi

Review Battlefield 6 Open Beta juga tersedia dalam bentuk video narasi yang aku bacakan sendiri. Di video tersebut, kamu dapat menyimak versi ringkas dari ulasan ini. Silakan klik di sini untuk mengunjungi channel gaming aku, atau tonton langsung melalui pemutar di bawah.

Battlefield 6 Open Beta Review: Chaos Kembali Epik!

Gameplay Multiplayer Battlefield 6 Open Beta Week 1

BATTLEFIELD 6 Open Beta Week 1 - Bagus Banget untuk Beta?!

Gameplay Multiplayer Battlefield 6 Open Beta Week 2

BATTLEFIELD 6 Open Beta Week 2 - Map Baru & Glitch Ngeselin!

Mode Permainan yang Ramai dan Chaos

Battlefield 6 Open Beta menghadirkan beragam mode permainan dari Week 1 hingga Week 2, mulai dari Conquest, Breakthrough, Closed Weapon Conquest, Domination, King of the Hill, hingga Close Quarters. Mode ikonik seperti Squad Deathmatch dan Rush juga sudah dapat dimainkan, meski keduanya masih berstatus beta.

Perbedaan antara Week 1 dan Week 2 tidak terlalu signifikan dari sisi mode permainan. Namun, pada Week 2 hadir map baru berjudul “Empire State” serta peningkatan grafis yang terasa lebih tajam, terutama berkat tambahan opsi upscaling. Selain itu, setiap minggunya tersedia serangkaian tantangan yang dapat diselesaikan untuk memperoleh item kosmetik yang akan terbuka saat game resmi dirilis.

Gameplay di setiap mode benar-benar kacau, tetapi dengan cara yang menghibur. Kerja sama tim memang ada, namun sering kali sangat situasional. Inilah inti dari Battlefield: kekacauan berskala besar yang tidak selalu membutuhkan koordinasi rapi untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.

Progresi Senjata dan Class Sistem

Meskipun masih dalam tahap beta, sistem progresi sudah sepenuhnya aktif. Pemain dapat membuka berbagai jenis senjata, attachment, serta menyusun loadout sesuai gaya bermain masing-masing. Kelas-kelas tradisional Battlefield juga kembali hadir, yaitu Assault, Medic, Engineer, dan Recon.

Setiap class terasa memiliki karakter yang jelas berkat senjata khas masing-masing. Misalnya, Assault dengan NVO-228E yang terasa solid, Engineer dengan PW72A yang recoil‑nya nyaris tak terasa, atau Medic dengan Carbine MP17 A2 yang benar‑benar sakit. Untuk Sniper di tahap beta memang belum ada senjata yang terasa benar‑benar nyaman, namun secara keseluruhan, pemilihan senjata terasa natural dan sesuai dengan peran tiap class.

Kendaraan kini terasa jauh lebih seimbang. Tank dibuat realistis, walau tidak serealistis battlefield 1: memiliki bagian yang benar-benar kebal, tetapi bergerak lambat dan amunisinya terbatas, sehingga tidak lagi bisa diperlakukan sebagai “tank sniper”. Helikopter pun lebih masuk akal dengan penerapan fisika gravitasi yang membatasi manuver berlebihan. Sementara itu, jet kini menyerupai semi-simulator ala War Thunder—lebih menantang untuk dikendalikan, tembakan yang cenderung menyebar, serta daya tahan yang sangat rendah. Seluruh penyesuaian ini membuat pertempuran darat-udara menjadi lebih adil dan seimbang dibandingkan seri-seri sebelumnya.

Map dan Desain Dunia

Battlefield 6 Open Beta menghadirkan empat peta yang dapat dimainkan: Siege of Cairo, Iberian Offensive, Liberation Peak, serta tambahan Empire State pada Week 2. Skala setiap peta terasa ideal untuk 64 pemain dengan dukungan kendaraan: tidak terlalu luas, namun tetap memberikan ruang yang cukup untuk menghadirkan pertempuran yang intens, dinamis, dan terus bergerak.

Setiap map punya identitas kuat:

  • Siege of Cairo: suasana perkotaan padat dengan bangunan yang bisa dijadikan cover, sekaligus glitch yang memungkinkan pemain naik ke gedung tinggi dan menembak dari atas. Walau bug ini mengganggu, map tetap memberikan nuansa perang perkotaan yang kacau.
  • Iberian Offensive: area semi-terbuka dengan campuran desa dan perbukitan, cocok untuk adu jarak menengah hingga sniper.
  • Liberation Peak: lanskap pegunungan dengan jalur sempit, menciptakan pertempuran vertikal yang dramatis.
  • Empire State (Week 2): menghadirkan nuansa perkotaan Amerika dengan detail gedung-gedung tinggi, memberi variasi baru yang lebih modern dibanding map lain.

Desain map secara keseluruhan terasa sangat imersif. Banyak objek, puing, dan bangunan yang dapat dimanfaatkan sebagai cover, dan fitur kehancuran bangunan kembali hadir dengan skala yang bahkan lebih brutal dibanding Battlefield 5. Ketika granat, roket, atau tembakan tank menghantam dinding, bagian bangunan dapat runtuh dengan sangat meyakinkan. Detail estetika pada map juga berhasil membangun atmosfer yang otentik, seolah-olah pemain benar-benar berada di tengah zona perang sesungguhnya.

Meski demikian, sejumlah bug khas versi beta masih ditemukan. Contohnya, karakter yang jatuh dapat menembus map lalu mati secara tiba-tiba, atau glitch di Siege of Cairo yang memungkinkan pemain melakukan parkour dari satu gedung ke gedung lainnya. Namun, hal-hal seperti ini wajar pada tahap Open Beta dan masih berpotensi diperbaiki sebelum rilis penuh.

Visual dan Performa

Salah satu kejutan terbesar dari Battlefield 6 Open Beta adalah kualitas visualnya. Jika dibandingkan dengan Battlefield 2042, perbedaannya benar-benar bagaikan langit dan bumi. Bila BF2042 terkesan seperti game free-to-play dengan kualitas pas-pasan, Battlefield 6 justru tampil jauh lebih matang, detail, dan imersif.

Detail Visual

  • Lingkungan: setiap map dipenuhi detail kecil—puing, bangunan, dedaunan, bahkan bekas ledakan—yang menambah kesan realistis. Ketika granat meledak, debu dan serpihan beterbangan dengan efek partikel yang meyakinkan.
  • Lighting: pencahayaan lebih natural dibanding seri sebelumnya. Sorotan matahari di Empire State atau bayangan di Siege of Cairo terlihat dramatis dan menambah atmosfer perang.
  • Karakter & Senjata: model karakter lebih halus, animasi reload dan recoil terasa lebih nyata. Senjata terlihat detail hingga ke tekstur kecil seperti goresan logam.

Destruktivitas juga menjadi nilai jual utamanya. Bangunan dapat runtuh secara bertahap, bukan sekadar menampilkan efek visual yang terjadi seketika. Konsep ini menghadirkan dinamika gameplay yang baru: posisi yang awalnya aman dapat berubah menjadi puing-puing total hanya dalam beberapa menit pertempuran.

Performa di PC, aku mampu menjalankan game ini pada spesifikasi tinggi dengan pengaturan grafis maksimum (Ultra). Hasilnya, framerate tetap stabil meskipun aksi di layar sangat intens dan penuh kekacauan. Namun, ada beberapa catatan:

  • DLSS Frame Generation (x2–x4): justru menimbulkan stuttering dan patah-patah di Week 2. Jadi, walaupun teknologi ini seharusnya meningkatkan FPS, di Battlefield 6 masih terasa belum optimal.
  • DLAA: menjadi opsi yang lebih aman. Dengan DLAA aktif, visual tetap tajam dan FPS tinggi bisa terjaga tanpa stuttering.
  • Stabilitas: secara keseluruhan, performa jauh lebih konsisten daripada BF2042 yang terkenal penuh masalah di awal.

Bug Visual

Meskipun kualitas grafisnya impresif, versi Open Beta ini masih menyimpan sejumlah bug. Misalnya, beberapa pemain dapat terjatuh menembus permukaan map hingga akhirnya mati begitu saja. Di mode Siege of Cairo, terdapat glitch yang memungkinkan pemain melakukan parkour ke atap bangunan dan menembak dari posisi ketinggian yang seharusnya tidak bisa dijangkau.Kendala seperti ini memang lazim pada tahap beta, tetapi tetap perlu segera diperbaiki agar tidak merusak pengalaman bermain saat perilisan penuh nanti.

Kesimpulan Visual & Performa

Battlefield 6 Open Beta berhasil mengembalikan standar kualitas visual yang selama ini diharapkan dari seri tersebut. Efek sinematik, detail lingkungan yang realistis, serta tingkat kehancuran bangunan yang impresif membuat setiap momen pertempuran terasa megah dan imersif. Meskipun masih ditemukan sejumlah bug dan implementasi DLSS yang belum sepenuhnya mulus, performa dasarnya sudah tergolong solid. Dengan penyempurnaan lebih lanjut, game ini berpotensi menjadi salah satu FPS dengan kualitas grafis terbaik di generasi saat ini.

Audio dan Musik

Suara senjata di Battlefield 6 terdengar sangat realistis dan terasa begitu menghentak, menghadirkan kepuasan tersendiri setiap kali peluru ditembakkan. Audio posisionalnya juga bekerja dengan baik; langkah kaki musuh dapat terdengar jelas, terutama saat berada di ruangan sempit atau dalam suasana yang sunyi.

Musik latar justru menjadi salah satu nilai tambah terbesar. Soundtrack Battlefield 6 sukses membangkitkan nuansa nostalgia, mengingatkan kembali pada masa keemasan Battlefield 3 dan Battlefield 4. Efek suara kendaraan dan ledakan juga terdengar sangat autentik, sehingga mampu menghadirkan atmosfer perang skala besar yang menjadi ciri khas seri ini.

Chaos yang Cinematic

Salah satu momen paling berkesan di Open Beta adalah ketika kekacauan pecah di satu titik pada map. Ledakan, kendaraan, dan pasukan saling bertubrukan, menciptakan adegan yang terasa seperti cuplikan dari film aksi. Inilah esensi Battlefield yang kembali terasa di seri ini—“Battlefield banget”, dan terasa jauh lebih otentik dibandingkan BF2042.

Gunplay terasa cukup seimbang: bernuansa arcade namun tetap menyimpan sentuhan semi-realistis. Handling senjata mudah dipahami dan dikuasai, tetapi tetap menawarkan tantangan yang bervariasi tergantung pada penggunaan attachment. Kombinasi ini membuat gameplay lebih ramah bagi pemain baru tanpa mengorbankan kedalaman yang dicari para pemain veteran.

Rekomendasi dan Harapan

Berdasarkan pengalaman Open Beta Week 1 dan Week 2, Battlefield 6 terasa jauh lebih solid dibandingkan BF2042. Skala kekacauan khas Battlefield kembali hadir, kualitas visual lebih stabil, audio terdengar lebih autentik, dan keseimbangan kendaraan terasa jauh lebih baik.Meski demikian, masih ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian menjelang perilisan penuh:

  1. Optimisasi Grafis
    Grafis memang tajam dan memukau, tapi juga berat. Di PC high-end, performa stabil, namun opsi DLSS Frame Gen justru menimbulkan stuttering. EA perlu memastikan optimisasi lebih baik agar game bisa berjalan lancar di berbagai spek.
  2. Jumlah Map Terbatas
    Informasi yang beredar, hanya ada sekitar 9 map saat rilis penuh. Untuk game sebesar Battlefield, jumlah ini terasa kurang. Seri ini identik dengan variasi medan perang, jadi menambah map atau mempercepat update jadi kebutuhan penting.
  3. Monetisasi & Battle Pass
    Kehadiran battle pass dan kosmetik dalam jumlah banyak menimbulkan kekhawatiran. Ukuran file game bisa membengkak karena skin, sementara konten inti seperti map dan mode bisa tertinggal. Harapannya, EA tidak mengulang kesalahan dengan fokus ke kosmetik berlebihan.
  4. Legacy & Kepercayaan Pemain
    Setelah BF2042 yang dianggap gagal, EA perlu membuktikan bahwa mereka mendengar kritik. Beta ini sudah memberikan sinyal positif, tapi di rilis penuh mereka harus konsisten. Jika tidak, kepercayaan fans bisa runtuh lagi.
  5. Harga dan Nilai
    Jika harga rilis sekitar Rp 800.000, sebenarnya pantas untuk kualitas yang ditawarkan. Namun, dengan track record buruk dari seri sebelumnya, aku pribadi menyarankan pemain tidak pre-order, melainkan menunggu review day one atau gameplay dari komunitas.

Secara keseluruhan, Battlefield 6 merupakan langkah yang solid ke arah yang tepat. Game ini berhasil kembali ke akar serinya, menyuguhkan kekacauan epik khas Battlefield, sekaligus memperbaiki banyak kelemahan yang ada di BF2042. Dengan sedikit penyempurnaan teknis serta komitmen kuat terhadap konten pasca-rilis, Battlefield 6 berpotensi menjadi kebangkitan besar bagi franchise ini.

Kesimpulan Battlefield 6 Open Beta

Battlefield 6 Open Beta di Week 1 dan Week 2 memberikan sinyal yang sangat positif. Kekacauan berskala besar kembali hadir, dipadukan dengan kualitas visual dan audio yang lebih mengesankan dari sebelumnya, serta keseimbangan kendaraan yang kini terasa jauh lebih realistis.

Meskipun masih terdapat beberapa bug minor serta kekhawatiran terkait arah monetisasi, pengalaman beta ini memberikan harapan bahwa Battlefield 6 berpotensi menjadi titik kebangkitan seri tersebut. Secara pribadi, aku tidak berencana melakukan pre-order dan lebih memilih menunggu rilis penuh untuk melihat kondisi game pada hari pertama.Bagi para penggemar lama, game ini jelas pantas untuk diantisipasi. Namun, untuk pemain yang lebih kasual atau belum terlalu terikat dengan seri Battlefield, sebaiknya menunggu ulasan final sebelum memutuskan untuk membeli.

Battlefield 6
Review Overview
Chaos Battlefield klasik dengan rasa baru 8
Gameplay Multiplayer 8
Audio 8
Musik 8
Visual 9
Performa 7
Bagikan Artikel Ini
Tidak ada komentar